Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2010

Damned true story - 7

Di mataku, Qra mendadak berubah menjadi Qra yang dulu. Yang masih kekanak-kanakan saat pertama aku berjumpa dengannya. Gayanya saat mengusap air mata, terlihat begitu lucu dan menggemaskan. Senyuman di wajahnya mirip senyum anak kecil yang baru saja dapat mainan setelah merengek berjam-jam sambil menangis-nangis. Sesaat aku kembali merasakan kasih sayang itu di dadaku. "Kamu tahu sesuatu, Ray?"

Damned true story - 6

Qra menghampiriku dan mengulurkan tangan. Aku membalas jabatannya erat. "Makasih, mau datang. Masuk, yuk..?" Aku menggeleng. Sementara aku ingin benar masuk, pandangan sinis si Genuk terlintas lagi di benakku. Bagaimana sekarang? Apakah semua masih menyimpan kegusaran itu? Tapi akhirnya kuturuti juga ajakannya. Walaupun semakin dekat keraguan itu semakin besar. "Duduk Ray. Mau minum..?" Aku